Dzikir dan Munajat
Buku ini mengungkapkan manfaat-manfaat dzikir dan doa kepada Allah SWT, serta materi Dzikir dan Do'a yang bersumber dari Al-Quran dan Al-hadits, (Ayat-ayat Al-Quran, Shalawat Nabi, Asmaaul Husna) sebagai penenang hati penentram jiwa, menuju cahaya Illahi dan meraih bahagia. Dengan nya diharapkan setiap muslim selalu berupaya untuk berdzikir sehingga tidak menapaki hidupnya dalam kegelisahan dan kegelapan.
Dzikir berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata “Dzakaro-yadzkuru– dzikron “ artinya: ingat atau mengingat.
Dzikirullah artinya: mengingat (menyebut) Asma Allah, yaitu ucapan yang dilakukan dengan lidah (lisan), atau mengingat Allah dengan hati, mensucikan Allah dari sifat-sifat yang tidak layak untuk-Nya, dan memuji dengan puji-pujian dan sanjungan-sanjungan dengan sifat-sifat yang sempurna, sifat-sifat yang menunjukkan kebesaran dan kemurnian, dimana pun dan kapan pun serta dalam kondisi apa pun.
Dzikir adalah berlepas diri dari lalai dan lupa.
Perbedaan antara lalai dan lupa ;
Lalai: Meninggalkan sesuatu atas kemauan pelakunya (ada unsur kesengajaan).
Lupa: meninggalkan sesuatu bukan atas kemauan.
Oleh karena itu Allah SWT berfirman :
“Dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai”. (Al-A’raf :205).
Dzikir adalah makanan dan gizi bagi hati dan ruh, kapan tidak menkonsumsinya jiwa akan terasa lemas tanpa gerakan dan sepi seperti kuburan. Dengan dzikir hati dan lisan beribadah tanpa batas dan waktu. Pada hakikatnya hati dan lisan selalu berkeinginan untuk berdzikir pada semua keadaan; duduk, berdiri, dan berbaring.
Dzikir adalah kebeningan hati, dan obat mujarab ketika terkena penyakit. Apabila sepi dan hampa dari berdzikir, maka hati akan sakit, kering dan berkarat.
Dzikir sebagai penolak bala’, penyingkap duka dan nestapa, meringankan beban musibah.
Dzikir adalah investasi kebahagiaan yang menguntungkan. Ia adalah taman surga tempat mereka bersukaria.
Dizkir merupakan pintu gerbang yang senantiasa terbuka bagi hamba yang ingin berhubungan dengan Robbnya, Semakin banyak ia menyebut nama-Nya semakin bertambah kerinduan dan kecintaan untuk berjumpa.
Al-Hasan Al-Basri berkata, ”Carilah kenikmatan dalam tiga hal; Shalat, Dzikir dan Membaca Al-Qur’an, jika kalian menemukan. Jika tidak, maka pintu sudah tertutup.
Dzikir adalah ruhnya amal shalih, apabila amal tidak disertai dzikir bagaikan jasad tanpa ruh.
Dzikir (mengingat Allah) baik lisan maupun hati, merupakan salah satu cara untuk meraih “simpati“ Allah sehingga cahaya petunjuk-Nya selalu menyertai kehidupan insan beriman. Sebaliknya, jika ia meninggalkan dzikir, Allah pun akan meninggalkannya, baik di dunia maupun di akhirat. Wallahu a’lam.
Dzikirullah artinya: mengingat (menyebut) Asma Allah, yaitu ucapan yang dilakukan dengan lidah (lisan), atau mengingat Allah dengan hati, mensucikan Allah dari sifat-sifat yang tidak layak untuk-Nya, dan memuji dengan puji-pujian dan sanjungan-sanjungan dengan sifat-sifat yang sempurna, sifat-sifat yang menunjukkan kebesaran dan kemurnian, dimana pun dan kapan pun serta dalam kondisi apa pun.
Dzikir adalah berlepas diri dari lalai dan lupa.
Perbedaan antara lalai dan lupa ;
Lalai: Meninggalkan sesuatu atas kemauan pelakunya (ada unsur kesengajaan).
Lupa: meninggalkan sesuatu bukan atas kemauan.
Oleh karena itu Allah SWT berfirman :
“Dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai”. (Al-A’raf :205).
Dzikir adalah makanan dan gizi bagi hati dan ruh, kapan tidak menkonsumsinya jiwa akan terasa lemas tanpa gerakan dan sepi seperti kuburan. Dengan dzikir hati dan lisan beribadah tanpa batas dan waktu. Pada hakikatnya hati dan lisan selalu berkeinginan untuk berdzikir pada semua keadaan; duduk, berdiri, dan berbaring.
Dzikir adalah kebeningan hati, dan obat mujarab ketika terkena penyakit. Apabila sepi dan hampa dari berdzikir, maka hati akan sakit, kering dan berkarat.
Dzikir sebagai penolak bala’, penyingkap duka dan nestapa, meringankan beban musibah.
Dzikir adalah investasi kebahagiaan yang menguntungkan. Ia adalah taman surga tempat mereka bersukaria.
Dizkir merupakan pintu gerbang yang senantiasa terbuka bagi hamba yang ingin berhubungan dengan Robbnya, Semakin banyak ia menyebut nama-Nya semakin bertambah kerinduan dan kecintaan untuk berjumpa.
Al-Hasan Al-Basri berkata, ”Carilah kenikmatan dalam tiga hal; Shalat, Dzikir dan Membaca Al-Qur’an, jika kalian menemukan. Jika tidak, maka pintu sudah tertutup.
Dzikir adalah ruhnya amal shalih, apabila amal tidak disertai dzikir bagaikan jasad tanpa ruh.
Dzikir (mengingat Allah) baik lisan maupun hati, merupakan salah satu cara untuk meraih “simpati“ Allah sehingga cahaya petunjuk-Nya selalu menyertai kehidupan insan beriman. Sebaliknya, jika ia meninggalkan dzikir, Allah pun akan meninggalkannya, baik di dunia maupun di akhirat. Wallahu a’lam.
Buku ini diterbitkan pada tanggal 16 Oktober 2006, oleh Yayasan Anwaarul Istiqoomah
Harga Buku : Rp. 25.000,-
Labels: Buku
Pak Ustadz.. Opor Ayam e enak paaakk !!
Posted by Anonymous | February 10, 2009 at 1:06 PM
Post a Comment