Thursday, December 3, 2009 

Dalil tentang Pembacaan & Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW

Pencinta bacaan Maulid Nabi Muhammad SAW sudah tumbuh subur sejak dulu, baik di Indonesia maupun di berbagai belahan dunia, seperti di Yaman, Hijaz, Irak, Iran, Palestina, Uni Emirat Arab, Maroko, Mesir, Libya, Sudan, Uzbekistan, Kazakhtan, Tajikistan, India, Pakistan, Malaysia, Brunai Darusssalam, Singapura dan kawasan rumpun melayu lainnya.

Perayaan hari kelahiran (Maulid) Nabi Muhammad SAW, baru terjadi pada permulaan abad keenam Hijriyyah. Para sejarawan sepakat bahwa yang pertama kali mengadakan adalah Raja Irbil di Irak, yang dikenal ‘alim, bertaqwa dan pemberani , yaitu : Raja Al-Mudzaffar Abu Sa’id Kukuburi bin Zainuddion Ali Buktikin ( w. 630 H / 1232 M).

Para Ulama dari kalangan shufi, fuqaha dan ahli hadits menilai perayaan maulid ini termasuk Bid’ah hasanah (Bid’ah yang baik), yang dapat memberikan pahala bagi yang melakukannya.

Arti Bid’ah menurut Bahasa yaitu : menciptakan dan membuat sesuatu tanpa contoh yang terdahulu.
Syeikh Izzuddin bin Abdussalam seorang ulama besar dalam Madzhab Syafi’i (w. 660 H) di dalam kitabnya Qowa’idul Ahkam, menerangkan : “Bid’ah itu adalah suatu pekerjaan keagamaan yang tidak dikenal pada zaman Rasulullah SAW”.

Menurut riwayat Abu Nu’aim, Imam Syafi’i berkata :
Bid’ah itu ada dua macam :

1. Bid’ah Hasanah (Bid’ah terpuji ) yaitu yang sesuai dengan Kitabullah, sunnah Nabi Saw, Atsar sahabat-sahabat dan Ijma’
2. Bid’ah Dlalalah (Bid’ah tercela) yaitu yang tidak sesuai atau menentang Kitabullah, sunnah Nabi Saw, atsar sahabat.

Nabi SAW bersabda :

1. Barang siapa yang mengada-adakan dalam urusan kami ini (urusan agama) sesuatu yang tidak ada dalam agama, maka perbuatan itu ditolak (tidak diterima) atau bathal. (HR. Muslim).

2. Barang siapa yang mengadakan dalam Islam sunnah hasanah (sunnah yang baik) maka diamalkan orang kemudian sunnahnya itu, diberikan kepadanya pahala seperti pahala orang yang mengerjakan kemudian dengan tidak mengurangi sedikit jua dari pahala orang yang mengerjakan kemudian itu.
Dan barang siapa yang mengadakan dalam Islam sunnah Sayyi’ah (sunnah buruk) maka diamalkan orang kemudian sunnah buruknya itu, diberikan padanya dosa seperti dosa orang yang mengerjakan kemudian dengan tidak dikurangi sedikitpun juga dari dosa orang yang mengerjakan kemudian itu. (HR. Muslim).

Dengan demikian tidaklah gampang mengatakan atau mencap sesuatu dengan bid’ah, tetapi semua pekerjaan keagamaan yang baru harus diteliti terlebih dahulu apakah menentang atau sesuai dengan Al-Qur’an, Hadits.Atsar dan Ijma’ .

Contoh atau misal dari Bid’ah hasanah (Bid’ah terpuji), yang tidak ada pada masa Rasulullah SAW:

1. Mengumpulkan ayat-ayat Al-Qur’an kedalam satu Musshaf.
2. Memberikan Nuqthah (Titik) dan Syakl (baris) pada Ayat-ayat Al-Qur’an.
3. Menterjemahkan Al-Qur’an.
4. Membukukan hadits-hadits Nabi dan menterjemahkannya.
5. Membukukan fiqih dan Tafsir Qur’an.
6. Membukukan ilmu-ilmu ushuluddin dan Tasawwuf.
7. Membangun Madrasah, Perguruan Tinggi, dan sekolah-sekolah umum.
8. Pergi Haji kemekah dengan Mobil, Kapal Laut, Pesawat Udara.
9. Merayakan Isra wal Mi’raj.
10. Merayakan Maulid Nabi Muhammad Saw.

Kesemua pekerjaan tersebut dinamai Bid’ah karena hal tersebut tidak ada pada masa Rasulullah SAW, tetapi Bid’ahnya adalah “Bid’ah Hasanah (Bid’ah terpuji)”.

Diantara ulama yang menilai perayaan maulid sebagai bid’ah hasanah (Bid’ah terpuji) adalah :

1. Al-Hafizh Ibnu al-Jauzi al-Hambali.
2. Al-Hafizh Ibnu Dihyah.
3. Al-Hafizh Abu Syamah (guru Al-Imam Nawawi).
4. Al-Hafizh Ibnu Katsir.
5. Al-Hafizh Ibnu Rajab Al-Hanbali.
6. Al-Hafizh Ibnu Hajar.
7. Al-Hafizh al-Sakhawi.
8. Al-Hafizh al-Syuyuthi. Dan lain-lain.



Keutamaan Membaca dan Memperingati Maulid Nabi SAW.

As-Sayyid Muhammad bin ‘Alawiy Al-Maliki Al-Hasaniy menegaskan , diantaranya :

1. Dalam pembacaan dan peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw, pasti dikumandangkan ucapan-ucapan Shalawat dan Salam kepada junjungan kita Nabi Besar Muhamad Saw. Bershalawat dan Salam kepada Nabi Saw adalah perintah Allah SWT, dalam Al-Qur’an . Allah SWT berfirman :

“Sesunguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat atas Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu atas Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya”. (QS.Al Ahzab, ayat :56).
Betapa banyak pahala dan kebajikan yang didapat oleh orang yang banyak mengucapkan shalawat dan salam kepada Nabi SAW, sehingga Rasulullah SAW menjanjikan sepuluh kali lipat balasan do’a Beliau, bagi orang yang bershalawat kepada Beliau.
2. Pembacaan dan peringatan Maulid Nabi SAW, adalah pernyataan senang dan gembira menyambut kelahiran Nabi Muhammad SAW, dan hal tersebut merupakan tuntunan Al-Qur’an. Allah SWT Berfirman :
“Katakanlah :Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah (dengan itu) mereka bergembira”. (Q.S. Yunus : 58).
Allah SWT memerintahkan kita bergembira atas rahmat-Nya, dan Nabi Muhammad SAW jelas merupakan rahmat Allah terbesar bagi kita ummat Islam dan Alam semesta.
“Dan kami tidak mengutusmu kecuali sebagai rahmat bagi semesta alam”. (QS. Al-Anbiya : 107).

3. Membaca dan memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW adalah menjelaskan sejarah kehidupan Beliau, mu’jizat-mu’jizat Beliau, menjelaskan sifat-sifat Beliau, memaparkan kesempurnaan, kemuliaan akhlak dan pribadi beliau, untuk dicontoh dan ditauladani dalam hidup dan kehidupan. Allah SWT berfirman :
. “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulallah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (Q.S Al-Ahdzab : 21 ).
- Al-Imam Junaid Al-Baghdadi berkata :
Barangsiapa yang menghadiri maulid seraya mengagungkan kedudukannya Nabi Muhamad SAW, maka ia telah beruntung dengan keimanan.
- Al-Imam Jalaluddin Al-Suyuthi dalam kitab Wasaail syarah al-Syama’il, berkata :
Tidak ada dari pada suatu rumah, masjid atau suatu tempat yang dibacakan pada tempat itu maulid Nabi SAW, melainkan mengelilingi para malaikat pada ahli (penduduk) tempat itu. Dan Allah meratakan mereka dengan rahmat, dan mereka dikelilingi dengan cahaya malaikat yakni : Jibril, Mikail, Israfil, Qurbail, ‘Ainail, Shafun dan Karubiyun. Maka bahwasanya para malaikat itu membacakan shalawat (mendo’akan) atas orang yang adalah ia menjadi sebab bagi terlaksananya pembacaan maulid Nabi SAW.
- Al—Imam al-Sarri al-Saqathi, berkata :
Barang siapa yang bertujuan ke satu tempat yang dibacakan di dalamnya Maulid Nabi SAW, maka ia telah bertujuan ke satu taman dari pada taman surga, karena bahwasanya tidaklah bertujuan ke taman surga melainkan karena kecintaannya kepada Rasulallah SAW. Dan telah bersabda Nabi SAW :”Barang yang mencintaiku adalah ia bersamaku berada di dalam surga”.
Pandangan berbeda tentang perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Sejak dulu hingga sekarang ada perbedaan pendapat tentang hukum perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Adapun yang berpendapat bahwa mengadakan perayaan Maulid Nabi SAW itu termasuk perbuatan yang mengada-ada atau dengan sebutan Bid’ah adalah tokoh-tokoh kontroversial (syadz) yang bermuara dalam madzhab Wahhabi yaitu :
1. Abdul ‘Aziz bin Abdullah bin Baz. (w.1421 H).
2. Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin.
3. Al-Albani

 

Biografi/Riwayat Nabi Muhammad SAW

Rosulullah SAW dilahirkan dikota Mekkah pada hari senin tanggal 12 Rabiul awwal Tahun Gajah (Ammul Fiil) bertepatan pada tanggal 21 April 571 M.

Nasab Nabi Muhammad SAW :

Nasab dari ayah : Nabi Muhammad SAW bin ‘Abdillah bin ‘Abdil Muthallib bin Hasyim bin ‘Abdimanaf bin Qusyoy bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luay bin Ghalib bin Fihrin bin Malik bin Nadlr bin Kinaanah bin Khuzaymah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudlar bin Nizar bin Ma’ad bin ‘Adnaan.

Nasab dari ibu : Nabi Muhammad SAW bin Aminah binti Wahab bin ‘Abdi Manaf bin Zuhroh bin Kilab.

Bentuk Tubuh dan sebagian keadaan Rasulullah SAW.

Rasulullah SAW adalah seorang yang paling baik, tampan, mukanya putih, baik mulutnya, cukup besar kepalanya, licin pelipisnya, lebar dahinya, tebal alisnya,hitam kedua matanya, hidungnya mancung, pipinya cukup panjang , jenggotnya tebal, jari tangan dan kakinya besar dan tegap, belikat dan hastanya besar, luas pundak dan dadanya, bentuk badannya sedang yakni tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu pendek, rambutnya sedang yakni tidak terlalu keriting, suaranya merdu yang kemerduannya itu tiada seorangpun yang menyamainya, jika tertawa tersenyum manis, jika berjalan tegap, seakan-akan turun dari atas (hal ini menunjukkan ketegapan dan keperkasaannya). Jika Beliau menoleh, maka dengan seluruh badannya (tidak hanya kepalanya saja), Beliau selalu berbau harum sekalipun tidak berminyak wangi, Dan beliaupun tidak pernah menguap, juga tidak pernah keseleg, sendawa (atob), karena kenyang dan lain-lain.

Akhlakul Karimah (budi pekerti) Rasulullah SAW.

Rasulullah SAW adalah seorang yang paling sempurna bentuk tubuhnya, teramat tinggi budi pekertinya. Pikiran Beliau amat cerdas dan luas, Beliau sangat mencintai fakir miskin, kasih sayang kepada sesama manusia, Beliau tidak pernah marah kecuali jika perintah Allah dilanggar (tidak pernah marah karena dorongan hawa nafsu). Beliau selalu memberi ampun kepada orang-orang yang pernah menyakitinya. Beliau tidak pernah mencaci dan mencela serta melaknat orang lain. Beliau sangat takut kepada Allah SWT. Beliau berani lagi kuat, dermawan dan mulia, fasih lidahnya, bersih dan suci bicaranya, kepandaian beliau dalam soal bahasa dikagumi orang-orang. Beliau tidak mau disanjung, dipuji dan dipuja karena beliau adalah sangat Tawaddlu (rendah hati).

Mu’jizat Rasulullah SAW :

Diantara Mu’jizat Beliau adalah : Memecah bulan ketika orang-orang Quraisy meminta kepada Beliau, dapat mengeluarkan air dari jari tangan beliau, ketika beliau meletakkan tangan beliau pada sebuah tempat yang berisi air sedikit. Beliaupun dapat memperbanyak makanan yang sedikit dan dapat menyembuhkan orang-orang sakit.

Adapun Mu’jizat terbesar Rasulullah SAW adalah Kitab Suci Al-Qur’anul Karim.

Istri-istri Rasulullah SAW :

Khadijah binti Khuwalid dan Zainab binti Khuzaimah, keduanya meninggal dunia ketika Nabi SAW masih hidup.

Dan ketika beliau wafat, beliau meninggalkan sembilan orang istri, yaitu : 1.‘Aisyah binti Abu Bakar Asshiddik, 2. Hafshah binti Umar, 3.Ummu Habibah binti Abu Sufyan, 4. Juwariyah binti Harits., 5. Shafiyah binti Huyay, 6. Saudah binti Zam’ah, 7. Zainab binti Jahsy, 8. Maimunah binti Harits, 9. Ummu Salamah (Hindun) binti Abu Umayyah

Putra – Putri Rasulullah SAW :

1. Putra Rasulullah SAW ada tiga orang, semuanya meninggal dunia sebelum Nabi SAW Wafat, yaitu :

1. Qasim, ia lahir sebelum beliau menjadi Nabi dan Rasul ia hidup hanya dua tahun.

2. Ibrahim, dilahirkan tahun kedelapan Hijriah.

3. Abdullah, ia lahir sebelum beliau menjadi Nabi dan Rasul dan meninggal ketika masih kecil.

2. Putri Rasulallah SAW, ada empat orang, yaitu:

1. Zainab, ia meninggal dunia sebelum Nabi SAW wafat.

2. Ruqoyyah, ia juga meninggal dunia sebelum Nabi SAW wafat.

3. Ummi Kulsum, dan ia juga meninggal dunia sebelum Nabi SAW wafat.

4. Fatimah, ia mendapat gelar al-Batul karena ia seorang putri yang termulia budi pekertinya dan sangat teguh beragama.

Paman dan Bibi Nabi SAW

1. Paman Nabi ada sepuluh orang yaitu :

1. Abu Thalib, 2. Zubair, 3. Hamzah, 4. Muqawwam, 5. Abdul Fadlal Abbas, 6. Dhirar, 7. Harits, 8. Qutsam, 9. Abu Lahab, 10. Ghaidaq.

Paman Nabi SAW yang masuk Islam adalah Sayyidina Abbas dan Sayyidina Hamzah.

2. Bibi Nabi ada enam orang, yaitu:

1. Shafiyyah, 2. ’Atikah, 3. Baidla, 4. Barrah, 5. Umaimah, 6. Arwa.

Bibi Nabi SAW yang masuk Islam adalah Shafiyyah, dan ada yang mengatakan ‘Atikah dan Arwa juga sudah masuk Islam.

Rasulallah SAW Wafat di Kota Madinah pada hari Senin tanggal 12 Rabiul Awwal 11 Hijriyyah, bertepatan dengan tanggal 8 Juni 633 M. dalam usia 63 Tahun (53 Tahun di Makkah dan 10 Tahun di Madinah).

Sahabat Rasulullah SAW (Khulafaurrasidin):

1. Sayyidina Abu Bakar Assiddiq RA,

masa menjadi khalifah yaitu dua tahun setengah, dengan pusat pemerintahan di Madinah, umurnya 63 tahun, wafat pada malam Selasa antara Maghrib dan Isya, tanggal 23 Jumadil Akhir 13 H. dimakamkan di Madinah bersama Rasulullah SAW.

2. Sayyidina ‘Umar bin Khattab RA,

masa menjadi khalifah yaitu sepuluh tahun lima hari, dengan pusat pemerintahan di Madinah, umurnya 63 Tahun, wafat pada tanggal 27 Zulhijjah 23 H. dimakamkan di Madinah bersama Rasulullah SAW.

3. Sayyidina ‘Utsman bin ‘Affan,

masa menjadi khalifah yaitu dua belas tahun kurang dua belas hari, dengan pusat pemerintahan di Madinah, umurnya 88 tahun, wafat pada hari Rabu ba’da ‘Asyar 18 Dzulhijjah 35 H. dimakamkan di Baqi’.

4. Sayyidina ‘Ali bin Abi Thalib RA,

masa menjadi khalifah lima tahun, dengan pusat pemerintahan di Kufah, umurnya 65 tahun, wafat pada malam Jum’at 17 Ramadhan (tidak ada keterangan tahun) dimakamkan di serambi Masjid Kufah dekat pintu Kandah.

Thursday, March 26, 2009 

Pembangunan Majelis Dzikir Anwaarul Istiqoomah

Gerbang Gapura Majelis Dzikir Anwaarul Istiqoomah
Majelis Dzikir Anwaarul Istiqoomah - Hingga kini

Majelis Dzikir Anwaarul Istiqoomah - Awal Pembangunan


Tuesday, March 24, 2009 

Tausyiah

KH. Dimyati Ihsan (Lasem) saat mengisi tausyiah di Anwaarul Istiqoomah

KH. Ahmad Jawahir (Lasem) saat mengisi tausyiah di Anwaarul Istiqoomah


Habib Hasyim Ubaidillah Al-Bahar (Bekasi) saat mengisi tausyiah di Anwaarul Istiqoomah



Labels:

Monday, March 23, 2009 

Maulid Nabi Muhammad SAW

Suasana Dzikir dan Munajat pada malam Maulid Nabi Muhammad SAW
Pembacaan Maulid Al-Barjanzi pada malam Maulid Nabi Muhammad SAW




Labels:

 

Maulid Al Barzanji

Dalam pembacaan dan peringatan dan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW pasti dikumandangkan ucapan-ucapan
Shalawat dan Salam kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW. Bershalawat dan Salam kepada Nabi Muhammad SAW adalah perintah Allah SWT.
Dan, dalam buku ini mencakup segala hal yang berhubungan dengan Maulid Nabi Muhammad yang berdasar pada Shalawat dan Salam.
Untuk pemesanan nya dapat menghubungi Yayasan Anwaarul Istiqoomah

Labels:

 

Kebersamaan Dalam Dzikir dan Munajat

K.H. TB. Adung Abdul Qohar

Pimpinan Majelis Dzikir Anwaarul Istiqoomah bersama dengan Habib Ja`far Al Habsyi


Pimpinan Majelis Dzikir Anwaarul Istiqoomah bersama dengan Syarul Gunawan selepas Dzikir Bersama

Pimpinan Majelis Dzikir Anwaarul Istiqoomah bersama dengan Ust. Hafidz Lukman

(kanan)


Pimpinan Majelis Dzikir Anwaarul Istiqoomah bersama dengan KH. Yusuf Khudlori (Tegal Rejo)


Pimpinan Majelis Dzikir Anwaarul Istiqoomah bersama dengan Ust. Jefri Al- Bukhori
dalam Kegiatan Dzikir Bersama

Labels:

Pribadi

  • Anwaarul Istiqoomah
  • Bekasi, Jawa Barat
  • Nursyamsi Muhsin Pimpinan Majlis Dzikir Anwaarul Istiqoomah, lahir di Jakarta pada tanggal 5 November 1970. Suami gadis Banyumas, Fatihatul Inayah, , menamatkan SD,SMP di Kaliabang Bekasi . Kemudian melanjutkan ke (MANU) di Kota Lasem Rembang dan belajar di Pondok Pesantren Al-Hidayat yang diasuh KH. Ahmad Syakir Ma'shum (Alm), juga belajar pada Ulama-Ulama di Pesantren sekitarnya di Kota Lasem, 1986-1989. Pada 1989-1991, belajar ke Pesantren 'Ainul Yaqin, Karawang , diasuh oleh KH. TB. Adung Absul Kohar. pada tahun 1991-1994 ke Pesantren "Nasyrul 'Ulum" Pandeglang , diasuh oleh Alm. Abuya KH. Ahmad Syatibi ). pada tahun 1994-1997 belajar ke pesantren "Salafiyah" Cirebon, diasuh oleh KH. Sya'roni Abdul Jalil. Periode setelah itu belajar dan mendapat bimbingan spiritual (Dzikir & Tasawuf) oleh KH. Ahmad Masyuri Muslimin, Al-Habib Ja'far al-Habsyi, Al-Habib 'Idrus bin Ja'far al-Habsyi Banyumas. Kemudian kuliah Pendidikan & Pelatihan Retorika Da'wah di Lembaga Pendidikan Islam Ibnu Sina Jakarta.
Profil

Attend

Majelis Dzikir dan Munajat is powered by Blogspot and Yayasan Anwaarul Istiqoomah.
Dukuh Jaya, Jl. Duta Bumi RT005/09 Kel. Pejuang Kec. Medan Satria - Bekasi.
Telp. (021) 70542000 - 71633533