Dzikir (mengingat Allah) baik lisan maupun hati merupakan salah satu cara untuk meraih "simpati" Allah sehingga cahaya petunjuk-Nya selalu menyertai kehidupan insan beriman. Sebaliknya, jika ia meninggalkan dzikir, Allah pun akan meninggalkannya baik di dunia maupun di akhirat.
Thursday, March 26, 2009
Pembangunan Majelis Dzikir Anwaarul Istiqoomah
Gerbang Gapura Majelis Dzikir Anwaarul Istiqoomah
Majelis Dzikir Anwaarul Istiqoomah - Hingga kini
Majelis Dzikir Anwaarul Istiqoomah - Awal Pembangunan
Nursyamsi Muhsin Pimpinan Majlis Dzikir Anwaarul Istiqoomah, lahir di Jakarta pada tanggal 5 November 1970. Suami gadis Banyumas, Fatihatul Inayah, , menamatkan SD,SMP di Kaliabang Bekasi . Kemudian melanjutkan ke (MANU) di Kota Lasem Rembang dan belajar di Pondok Pesantren Al-Hidayat yang diasuh KH. Ahmad Syakir Ma'shum (Alm), juga belajar pada Ulama-Ulama di Pesantren sekitarnya di Kota Lasem, 1986-1989.
Pada 1989-1991, belajar ke Pesantren 'Ainul Yaqin, Karawang , diasuh oleh KH. TB. Adung Absul Kohar. pada tahun 1991-1994 ke Pesantren "Nasyrul 'Ulum" Pandeglang , diasuh oleh Alm. Abuya KH. Ahmad Syatibi ). pada tahun 1994-1997 belajar ke pesantren "Salafiyah" Cirebon, diasuh oleh KH. Sya'roni Abdul Jalil.
Periode setelah itu belajar dan mendapat bimbingan spiritual (Dzikir & Tasawuf) oleh KH. Ahmad Masyuri Muslimin, Al-Habib Ja'far al-Habsyi, Al-Habib 'Idrus bin Ja'far al-Habsyi Banyumas.
Kemudian kuliah Pendidikan & Pelatihan Retorika Da'wah di Lembaga Pendidikan Islam Ibnu Sina Jakarta.